|
Sebuah Replika Kapal besar tepat di depan Klenteng |
|
Gereja Blenduk yang berdiri megah nan eksotis |
|
Lawang Sewu Pasca di Renovasi |
Haloha sobat goresan langit biru ,upz…bagaimana dengan liburan kalian selama lebaran kemarin..tentunya menyenangkan bukan dan pasti banyak cerita yang terekam dalam benak kalian. Kali ini aku ingin berbagai cerita tentang liburanku (backpacker) di kota semarang bersama mamaku. Oh ya Sobat…karena kita melakukan penjelajahan kota semarang selama 2 hari maka ceritanya akan dibagi menjadi 2 bagian pula...hehe kayak apa aja.
Diawali dengan melakukan perjalanan dari kota klaten (01/09/2011) tepat pukul 6 pagi dengan menaiki bus jurusan ke Solo. Berhenti di terminal kartasura lalu dilanjutkan dengan menaiki bus kearah semarang dan menempuh waktu selama 3 jam. Selama perjalanan bus kami tidak mengalami kemacetan tapi justru dari arah sebaliknya yang mengalaminya. Hingga akhirnya kita sampai di kota semarang lalu dilanjutkan dengan menaiki angkutan kota kearah tempat penginapan yang terletak di gergaji, tepatnya di daerah jalan pahlawan (belakang Kantor Gubernur-an Jateng).
Sampai di semarang tepat pukul 09.30 WIB, sebelum berjalan ke tempat penginapan, karena lapar maka kita sarapan terlebih dahulu dengan menyicipi Soto Pak No. Nyam…nyam…rasanya sangat maknyus, walau menggunakan mangkok kecil namun cita rasanya luar biasa dan sangat khas. Buat sobat goresan langit biru jika berkunjung di semarang jangan lupa merasakan soto Pak No yaa.. yang maknyuss ini. Lalu setelah berada di penginapan, kita istirahat sebentar hingga akhirnya keluar lagi pada pukul 10.30 WIB untuk menuju tempat sasaran pertama backpacker-an kali ini dengan menaiki angkotan kota.
Gereja Blenduk menjadi tempat tujuan pertama kami, sebuah gereja yang berada dikawasan kota lama ini berdiri dengan begitu eksotis. Gereja yang dibangun pada tahun 1700-an ini merupakan peninggalan bangunan pada zaman belanda dan sampai sekarang masih aktif untuk digunakan. G.P.I.B Emanuel menjadi nama gereja yang berbentuk blenduk tersebut yang pada atapnya menyerupai kubah di masjid. Pada awalnya kita hanya berfoto di luar gereja karena pintu serta gerbangnya ditutup rapat tapi justru kami diberi kemudahan hingga akhirnya kita dapat masuk bersama rombongan keluarga lainnya. Ini kesempatan langka karena belum tentu semua pegunjung dapat masuk di dalam gereja tersebut. Hingga akhirnya kita jepret-jepret lagi deh alias bernarsis ria…hahahaha.