Copyright © Blue Flash
Design by Dzignine

RISOLERS KLATEN

Kamis, 08 September 2011

Wisata Ala Ransel di Semarang (bagian 1)

Sebuah Replika Kapal besar tepat di depan Klenteng

Gereja Blenduk yang berdiri megah nan eksotis

Lawang Sewu Pasca di Renovasi
        Haloha sobat goresan langit biru ,upz…bagaimana dengan liburan kalian selama lebaran kemarin..tentunya menyenangkan bukan dan pasti banyak cerita yang terekam dalam benak kalian. Kali ini aku ingin berbagai cerita tentang liburanku (backpacker) di kota semarang bersama mamaku. Oh ya Sobat…karena kita melakukan penjelajahan kota semarang selama 2 hari maka ceritanya akan dibagi menjadi 2 bagian pula...hehe kayak apa aja.
            Diawali dengan melakukan perjalanan dari kota klaten (01/09/2011) tepat pukul 6 pagi dengan menaiki bus jurusan ke Solo. Berhenti di terminal kartasura lalu dilanjutkan dengan menaiki bus kearah semarang dan menempuh waktu selama 3 jam. Selama perjalanan bus kami tidak mengalami kemacetan tapi justru dari arah sebaliknya yang mengalaminya. Hingga akhirnya kita sampai di kota semarang lalu dilanjutkan dengan menaiki angkutan kota kearah tempat penginapan yang terletak di gergaji, tepatnya di daerah jalan pahlawan (belakang Kantor Gubernur-an Jateng).
            Sampai di semarang tepat pukul 09.30 WIB, sebelum berjalan ke tempat penginapan, karena lapar maka kita sarapan terlebih dahulu dengan menyicipi Soto Pak No. Nyam…nyam…rasanya sangat maknyus, walau menggunakan mangkok kecil namun cita rasanya luar biasa dan sangat khas. Buat sobat goresan langit biru jika berkunjung di semarang jangan lupa merasakan soto Pak No yaa.. yang maknyuss ini. Lalu setelah berada di penginapan, kita istirahat sebentar hingga akhirnya keluar lagi pada pukul 10.30 WIB untuk menuju tempat sasaran pertama backpacker-an kali ini dengan menaiki angkotan kota.
            Gereja Blenduk menjadi tempat tujuan pertama kami, sebuah gereja yang berada dikawasan kota lama ini berdiri dengan begitu eksotis. Gereja yang dibangun pada tahun 1700-an ini merupakan peninggalan bangunan pada zaman belanda dan sampai sekarang masih aktif untuk digunakan. G.P.I.B Emanuel menjadi nama gereja yang berbentuk blenduk tersebut yang pada atapnya menyerupai kubah di masjid. Pada awalnya kita hanya berfoto di luar gereja karena pintu serta gerbangnya ditutup rapat tapi justru kami diberi kemudahan hingga akhirnya kita dapat masuk bersama rombongan keluarga lainnya. Ini kesempatan langka karena belum tentu semua pegunjung dapat masuk di dalam gereja tersebut. Hingga akhirnya kita jepret-jepret lagi deh alias bernarsis ria…hahahaha.
           
Setelah puas menikmati gereja blenduk, kita melanjutkan perjalanan kaki dengan menelusuri kota lama menuju ke sebuah klenteng yang tak jauh dari gereja. Berjalan di kota lama serasa berada di luar negeri…hihihi…kanan-kiri kami hanya berdiri bangunan tua yang apik. Buat yang suka jepret, tempat ini wajib untuk kalian jelajahi karena view disini sangat menarik. Upz..karena panas dan capek kami berdua memutuskan naik becak untuk menuju klenteng tersebut..ckckck..payah ah.
            Agak terkejut ketika sampai disana, mengapa? karena kawasan klenteng tersebut dipenuhi saudara-saudara kita etnis Chinese dan kita hanya yang berkulit hitam sendiri alias jawa tulen…hahaha. But gak masalah tentunya dengan Pede-nya kita tetap memotret di kawasan itu terlebih pada sebuah replika kapal besar yang berada pas di depan klenteng tersebut. Puas berfoto ria dengan si kapal, kita melanjutkan kembali ke tempat wisata lainnya. Memang kita tak lama berada di kawasan itu karena cuaca yang panas dan sangat terik…huhuhu.
            Lawang sewu menjadi tujuan selanjutnya, walaupun aku sendiri sudah pernah mengunjungi tapi tetap penasaran setelah direnovasi dan diresmikan oleh Ibu Presiden Ani Yudhoyono. Lawang sewu terlihat terawat dan menarik, karena di beberapa ruangan dipenuhi oleh berbagai ornament yang menampilkan sisa-sisa bangunan zaman dulu. Tak hanya itu saja pengunjung juga disuguhi informasi mengenai sejarah beridrinya hingga perkembangan ke depannya tentang lawang sewu tersebut. Pastinya kita juga tak lupa berjepret ria di lawang sewu yang unyu ini…hihihi.
            Pada jam tanganku menunjukan pukul 13.30 WIB, lalu mamaku mengajakku untuk main ke rumah teman lamanya ketika dibangku sekolah. Lupa daerahnya tapi terletak dipinggiran kota semarang jauh dari tempat kita menginap. Main hingga jam 5-an sore…huff capek rasanya tapi menyenangkan, hingga akhirnya balik lagi ke tempat penginapan untuk MCK tentunya..hahaha. Karena pada malamnya kita punya rencana menelusuri jalan pahlawan hinggu simpang lima.
            Malam pun tiba tepat pukul 18.30 WIB, kita keluar dari kandang lagi menelusuri jalan pahlawan yang merupakan jantung kota serta kawasan pemerintahan Jawa Tengah. Buat aku sepanjang jalan pahlawan ini patut dicontoh karena penataannya yang rapi  dan apik tanpa ada PKL di trotoarnya. Lampu-lampu menambah akan kecantikan di daerah tersebut dan banyak sekali warga semarang memanfaatkan sepanjang trotoar tersebut untuk sekedar duduk melepas kelelahan yang ada.
            Berbeda lagi dengan kawasan simpang lima yang dulunya ramai sekali dengan penjual berbagai makanan kini ibaratnya kosong mlompong. Sejak terpilihnya Gubernur jawa tengah Bibit Waluyo kawasan simpang lima mengalami renovasi serta penataan yang lebih rapi dan tidak memperbolehkan para PKL berjualan di kawasan simpang lima. Simpang lima tak lebihnya sebuah lapangan yang dikelilingi pepohonan.
            Setelah dari simpang lima kita melanjutkan perjalanan menuju ke taman KB disana terdapat shelter yang menjual makanan khas semarang yaitu tahu gimbal. Yupz…makanan yang tak asing lagi untuk saya karena rasanya maknyuss deh…hahahha. Kenyang dengan tahu gimbal akhirnya kita berdua pulang menuju tempat penginapan sekitar jam 9an malam. Saatnya tidur karena esok akan melanjutkan perjalanan lagi di tempat-tempat yang lebih seru.

Sambung ke Bagian 2:Wisata Ala Ransel di Semarang (Bagian 2-Habis)

0 komentar:

Posting Komentar

wibiya widget