Makam Kristina Rintik Mutiara Palma |
Awalnya saya dan
teman-teman di grup tak mempercayai kabar tersebut. Tapi setelah mendapatkan
foto Rintik yang sudah di dalam peti di share dalam grup, baru saya
menyadarinya bahwa sahabat saya itu sudah tiada.
Perasaan sedih,
seketika menggelayut dalam hati. Entah kenapa perempuan muda yang penuh energik
ini terlebih dahulu dipanggil Tuhan. Mungkin ada alasan lain dan penuh rahasia,
sehingga Tuhan mengajaknya hidup bahagia di dalam Surga.
Saat itu, saya ingin
sekali mengantarkannya di tempat peristirahatnya terakhir karena kebetulan
dikebumikan di Klaten yang merupakan domisili saya. Tapi sayang, Selasa (16/2)
itu jadwal peliputan saya sangat padat sehingga tidak bisa meninggalkan
pekerjaan. Namun, saya bertekad untuk datang dan mengunjungi Rintik di akhir
pekan yang bertepatan dengan hari libur saya.
Sabtu (20/2) pagi,
setelah menyelesaikan tugas rumah sebenarnya saya dan Cica berencana pergi ke
pemakaman Trah Singa Diwangsan, Desa Semangkak, Klaten yang tidak jauh dari
Gereja Khatolik Maria Assumpta Klaten. Tapi karena Cica masih ada jadwal
peliputan, akhirnya saya berangkat seorang diri.
Setelah memasuki
gerbang pemakaman, saya sempat mencari-cari letak makam Rintik. Saat itu hanya
ada dua orang sedang berziarah dan seorang juru kunci yang sedang mengobrol di
area Blok A. Ternyata makam Rintik berada di Blok C, terlihat sebuah payung
berwarna hijau-putih menancap di pusarannya. Sejumlah bunga sudah mulai tampak
layu kecoklatan, kemungkinan belum ada yang mengunjunginya lagi setelah
dimakamkan pada Selasa (16/2) lalu.
Sejenak saya berdoa
sebelum akhirnya menaburkan bunga di atas pusarannya. Meskipun tidak bisa
mengantarkan ke tempat peristirahatnya, setidaknya saya bisa mengunjunginya
untuk bertegur sapa dengannya.
Di hari berikutnya,
Minggu (21/2) sore, sambil berboncengan bersama Cica, saya menuju ke makam
Rintik kembali. Hari itu, saya memang mengantarkan dan menemani Cica untuk
mengunjungi Rintik untuk saling sapa sejenak.
Memang kami merasa
kehilangan atas kepergian Rintik secara mendadak itu. Meski begitu, kami sadar,
mungkin ada rencana Tuhan yang lebih baik dari kita bayangkan selama ini. Pastinya,
hidup dengan penuh kedamaian bersama Bapa di Surga.
Makam Kristina Rintik Mutiara Palma |
Di sisi lain, ada rasa bangga, saya bisa mengenal sosok perempuan muda tangguh ini karena kontribusinya selama di bangku kuliah. Terlebih lagi sempat satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengannya di Majalah Teras Pers walaupun tak lama.
Ada sebuah ungkapan,
jika kehidupan bukan berawal dari kelahiran, tidak pula berakhir pada kematian.
Sesungguhnya kehidupan bermula dan berakhir dari kehendak Tuhan. Di balik
kehidupan kita selama ini sudah juga diatur oleh-Nya. Kita sebagai manusia
hanya menjalankan perintahnya dan kematian bukan dari akhir segala-galanya.
Terima kasih Rintik
untuk semuannya. Sahabat-sahabatmu di sini akan selalu merindukanmu. Berkah
Dalem.
Philippus Angga Purenda
0 komentar:
Posting Komentar