Copyright © Blue Flash
Design by Dzignine

RISOLERS KLATEN

Minggu, 14 Februari 2016

Perihal Jodoh

Philippus Angga Purenda
Jujur dari dulu, saya nggak pernah mempermasalahkan dengan perayaan Hari Valentine. Bukan berarti posisi saya lagi beruntung yang bisa selalu punya gebetan atau pacar untuk melewati hari yang katanya sih penuh kasih sayang itu.

Walaupun keadaan sekarang ini sudah empat tahun tanpa pasangan alias sendirian. Tapi tetap ada kok masa-masa di mana saya melewati bersama pasangan mulai dari sekadar cinta monyet sampai dengan mantan pacar. Toh, ya seperti yang saya bilang tadi santai dan woles aja dalam hal mencari pasangan.

Malahan ada beberapa pengalaman, tepat di Hari Valentine nggak seindah dan seaysik yang digembor-gemborkan selama ini. Bahkan justru sebaliknya, kita disibukan untuk mencari bingkisan, "Mau dikasih apa ya? Bunga? Coklat? Standar amat! Tas atau sepatu hak tinggi?”, merogoh kocek terlalu dalam pastinya.

Selanjutnya, kita bakal kepikiran, “Mau diajak ke mana ya?, pasti di tempat yang spesial dong yang bisa menyajikan suasana romantis. Belum lagi kita disibukan,”Mau pakai baju apa ya,” casual atau pakai jas ya. Duh perlu sepatu baru ini soalnya udah pada jebol.

Jujur, semua itu sudah bikin panik dan puyeng tentunya, oh tidaakkk! Apalagi kalau posisi kita waktu itu lagi low budget, udah pasti mengorek-ngorek tabungan buat biayain semuanya. Tapi Hari Valentine kali ini beda, selepas menjalankan tugas mengetik berita untuk dikirim ke redaktur, langsung dilanjutkan bantuin renovasi di outlet utama, selesai.

Ya, udah enam bulan ini saya disibukan dengan dua kegiatan yang menyita waktu setiap harinya secara bersamaan. Bekerja sebagai wartawan untuk salah satu koran di Kota Solo dan menjalankan usaha kuliner yang udah saya rintis tiga tahun lalu sejak di bangku kuliah membuat saya nggak terlalu fokus perihal jodoh.

Memang usia masih muda, 24 tahun, tapi kadang saya justru merasa tertekan dengan dunia luar. Sudah dua kali ke kondangan selalu ditanyakan, “Mana pasangannya? Kok nggak diajak?”, kalimat itu sederhana tapi begitu menusuk.

Lain halnya, kalau posisinya kita udah punya pacar yang sehati dan sepamahaman sama kita. Walaupun tetap bikin panik, tapi setidaknya relatif lebih tenang untuk menjawab pertanyaan setiap kali ke kondangan.

Ada sih keinginan punya pasangan yang bisa memacu kreativitas, bahkan membuat saya lebih produktif yang ujung-ujungnya bikin hati kita bersama pasangan jadi senang juga. Apalagi kalau hubungan personal itu bisa meningkat jadi hubungan profesional yang bisa menghasilkan keuntungan masing-masing.

Memang ada pasangan yang kayak gitu? Mungkin ada, tapi saya belum beruntung untuk menemukannya. Mungkin juga belum “Jodoh” nya untuk berjumpa dengannya.


Philippus Angga Purenda

0 komentar:

Posting Komentar

wibiya widget