Copyright © Blue Flash
Design by Dzignine

RISOLERS KLATEN

Kamis, 08 September 2011

Wisata Ala Ransel di Semarang (Bagian 2-habis)

Gapura untuk memasuki kawasan Pecinan Semarang

Klenteng "Budi Sejahtera" yang berada di dalam pasar (Pecinan)

Daging babi yang bergelantungan

Lumpia Semarang: Oleh-oleh yang wajib dibawa

Kampung Laut dengan keindahan alamnya

Horeee…hari kedua kami di semarang (02/09/2011) dilewati dengan malam pertama yang cukup menyenangkan walau nyamuk dan udara panas menjadi sahabat tidur kami….hehehe. Gara-gara digigit nyamuk hampir semua bagian tangan serta kakiku timbul bintik-bintik merah…sebel aku. Hingga akhirnya kami sudah bersiap-siap untuk menjadi bolang kembali dengan berbekal ransel yang telah siap untuk dibawa. Hingga akhirnya pukul 07.30 meninggalkan kandang untuk menuju tempat penjelajahan selanjutnya.
           
Dengan menaiki angkutan kota (Daihatsu), pagi itu berencana menuju ke pasar johar. Setelah sampai disana ternyata beberapa lapak di pasar belum buka maka terlihat agak sepi. Meskipun begitu kegiatan jual beli masih tampak disudut-sudut pasar tersebut. Kesan pertama yang ku tangkap adalah kotor dan tidak berarturan,yah.. kebiasaan pasar tradisional di Indonesia seperti ini jadi tak heran aku.  Hingga akhirnya kita terus menulusuri jalanan di pasar tanpa arah dan tujuan. Tapi tiba-tiba kita justru terdampar di kawasan pecinan semarang yang merupakan di luar rencana wisata sebelumnya…hahahha.
            Memasuki gapura yang bertuliskan “pecinan semarang” membuat kita tertarik pada salah satu sudut jalanan yang ada di kawasan itu. Sebuah penjual makanan yang kelihatannya sangat khas di tempat itu hingga akhirnya kita mencoba untuk mencicipinya. Makanan itu adalah “Bakso Kakap” , jika dilihat komposisinya hampir sama seperti bakso kawi namun rasanya yang pasti maknyuss deh…ckckck…lezat. Kami juga sempat mengobrol dengan orang-orang disekitar penjual itu untuk menanyakan sesuatu yang khas di kawasan pecinan semarang.
            Babi panggang ternyata menjadi khas di kawasan itu, dengan arahan seorang bapak kita ditunjukan tempat penjualanya yang terletak disebuah pasar. Ketika memasuki pasar tersebut kesan rapi dan bersih menjadi kata sambutan bagi kami. Tak hanya itu saja yang lebih khas di dalam pasar tersebut adalah dengan banyaknya penjual daging babi yang dagingnya digelantungkan begitu saja. Di pasar ini kalian juga bakal menemukan klenteng lho…so jangan pada heran karena itu merupakan kawasan pecinan.
            Setelah selesai untuk membelinya, kita melanjutkan perjalanan untuk berburu lumpia semarang yang wajib untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Dengan berbekal info dari orang-orang, sampailah kita diantarkan pada sebuah pinggiran jalan yang disitu terdapat penjual lumpia. Kata orang-orang sih lumpia disitu enak makanya kita mencoba untuk mencicipinya…hehe. Selesai mencicipi dan membeli kita langsung tancap gas untuk melanjutkan perjalanan kami dengan tujuan yang terakhir.
            Kampung laut menjadi tempat terakhir kami untuk berwisata kuliner, sebuah tempat makan dengan arsitek yang menarik dan tentunya romantis. Karena di tempat itu mempunyai banyak pilihan sebagai tempat makan dengan berbagai pandangan alam yang disuguhinya. Misalnya tersedianya gubuk-gubuk kecil dan tempat makan yang terampung dengan berbagai view . Jika soal harga memang termasuk mahal karena rata-rata satu porsi pilihan makanan, diatas Rp 65.000-an. Maka dengan modal nekat kami berdua tetap masuk di kampung laut, percaya atau tidak kita satu-satunya yang menaiki becak sebagai alat transportasinya diantara berbagai mobil dan motor…hahahhaa. Setelah mencicipi salah satu menu di tempat itu, akhirnya kita menutup perjalanan itu dengan kembali pulang ke kota klaten tercinta.
            Itulah bingkai cerita kami dalam mengarungi wisata ala ransel di semarang, banyak sekali berbagai pengalaman dan nilai kehidupan yang kami jumpai. Terlebih semuanya akan menjadi kado terindah bagi pembelajaran kehidupan sehari-hari. Bagi sobat goresan langit biru ketika kalian berada di semarang jangan lupa mampir seperti yang aku kunjungi ya…Salam Ransel..hehe.

1 komentar:

wibiya widget