Oleh:
Ph. Angga Purenda
Baru
1 bulan ini saya bersama orang tua merintis sebuah usaha kecil khususnya
dibidang kuliner. Usaha kuliner ini berupa kudapan lezat yang sudah populer di
kalangan masyarakat yaitu risoles. Sebelumnya saya sudah mempersiapkan modal
dengan menyisihkan uang jajan selama satu semester ketika aktif kuliah.
Ditambah pula modal dari orang tua membuat usaha ini tidak ada permasalahan pada
permodalan.
Tahap
selanjutnya mengenai pembagian tugas antara saya dan orang tua sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas masing-masing. Jika orang tua lebih mengurusi produksi,
keuangan serta karyawan sedangkan saya pada penjualan, promosi sekaligus
berperan menjadi Public Relations
(PR). Meskipun usaha yang kami bangun ini masih kelas “Gerobak” tapi kita
mengelolanya secara profesional mungkin.
Berbagai
kerjasama juga saya lakukan, untuk permasalahan tempat akhirnya menjadi satu
outlet dengan kakak saya yang kebetulan juga memiliki usaha kecil berupa racikan
minuman dengan berbagai varian rasa. Sehingga kami saling melengkapi dalam satu
paket kuliner berupa minuman dan kudapan lezat. Untuk bagian promosi saya
bekerjasama dengan salah penyedia jasa promosi berupa website dan sosial media.
Sehingga semakin mudah untuk dikenal dan dicari mengenai keberadaan usaha
risoles saya melalui smartphone.
Walau
masih berumur sangat muda, usaha kudapan lezat ini sudah menampaki hasilnya.
Karena kebetulan saya membangun usaha ini di kota kecil seperti Klaten dan
menjadi hal baru disini sehingga banyak masyarakat menjadi penasaran dengan
camilan yang memiliki varian isi ini. Awalnya hanya laku 27 biji risols kini
sudah menembus 200 risols lebih setiap harinya dan itu belum bisa memenuhi
permintaan konsumen secara keseluruhan karena keterbatasan karyawan untuk
memproduksi.
Salah
satu kunci keberhasilan saya dengan orang tua adalah komunikasi yang terus
terjalin antara kami dengan konsumen. Sehingga kami tahu apa yang menjadi
keinginan konsumen, terlebih lagi risols dengan berbagai varian isi yang saya
jual ini masih terdengar asing. Maka diperlukan komunikasi yang begitu intens
dalam memperkenalkan produk kuliner ini. Tak hanya itu saja, kami juga menjalin
komunikasi dengan media lokal karena mereka adalah tombak promosi bagi usaha
risols saya.
Dulu
saya bersama orang tua sangat pesimis dengan usaha risols ini tapi kini menjadi
optimis dengan permintaan konsumen yang terus melonjak. Apalagi kini ada
permintaan konsumen untuk membuka cabang di Yogyakarta. Namun kami tak mau
terburu-buru melebarkan sayap karena kami pikir lebih baik untuk memantapkan
usaha terlebih dahulu dan menjadi besar di Kota Klaten setidaknya selama 2
tahun kedepan.
Ketika
semuanya sudah matang setidaknya akan menjadi lebih mudah dalam mengembangkan
sebuah usaha. Karena disisi lain dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya ke usaha risols saya untuk kedepannya. Sehingga kami akan merasa
terbantu dalam tahap pengembangan usaha dengan diperkuatnya permodalan.
Tentunya
saya sangat senang dapat membangun usaha kecil ini selagi masih muda dan
berstatus mahasiswa. Selain dapat melatih kecakapan dan keterampilan saya untuk
berwirausaha, setidaknya menjadi pilihan yang tepat bagi generasi muda saat
ini. Dimana ketika keluar dari bangku kuliah kelak kita dapat menjadi penyedia
lapangan pekerjaan bukan menjadi buruh bagi orang lain. Karena kini Indonesia
masih membutuhkan usahawan-usahawan baru setiap harinya untuk mendukung
pembangunan perekonomian negara tercinta kita ini.
0 komentar:
Posting Komentar